Bisa Mengetahui Seni dan Sejarah, Sekaligus Bisa Eksis di Museum Galeri Nasional
Rabu, 30 November 2016
Edit
Jakarta Timur, 22 Oktober 2016. Galeri Nasional ini merupakan salah
satu lembaga museum dan pusat kegiatan seni rupa yang bertujuan untuk
melindungi, mengembangkan dan memanfaatkan koleksi seni rupa sebagai saran
edukasi kultural dan rekreasi, serta sebagai media peningkatan kreativitas dan
apresiasi seni.Lembaga ini diresmikan pada tanggal 8 Mei 1999, saat ini
bernaung di bawah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Berlokasi
di pusat kota Jakarta yang berdekatan dengan Monumen Nasinal (Monas), Museum
Nasional, Perpustakaan Nasional, Istana Negara, Masjid Istiqlal, Gereja
Emmanuel, dan stasiun Kereta Api Gambir. Tepatnya terletak di jalan Medan
Merdeka Timur No. 14, Jakarta Pusat.
Museum Galeri Nasional ini memiliki Visi, yaitu
·
terwujudnya pelestarian karya
seni rupa untuk menumbuhkan masyarakat Indonesia yang lebih kreatif, apresiatif
dan mencintai budaya bangsa, dan memiliki Misi yaitu melaksanakan pengumpulan,
kajian, dokumentasi, pemeliharaan dan pengamanan karya seni rupa, khususnya
yang menjadi koleksi negara.
·
Meningkatkan aktivasi pameran
dan publikasi lainnya di bidang seni rupa dalam lingkup nasional dan
international.
·
Meningkatkan kreativitasdan
appresiasi terhadap karya seni rupa di kalangan pelajar, mahasiswa, dan
masyarakat umum.
·
Meningkatkan layanan edukasi
dibidang karya seni rupa serta mengembangkan sumber daya manusia dan sarana
prasarana Museum Galeri Nasional.
Sejarah dari Gedung Museum Galeri Nasional ini adalah gedung yang
terletak di Konengsplein Cost no.4 ini,
yang sekarang disebut dengan jalan Medan Merdeka Timur No. 14 Jakarta Pusat.
Pada tahun1817, G.C van Rijk membangun sebuah Indische Woonhuis di atas kavling
ini dengan material yang di ambil bekas Kateel Batavia. Pada tahun 1900 gedung
ini merupakan bagian dari Gedung Pendidikan yang di dirikan oleh yayasanKristen
Carpentier Alting Stitching (CAS) yang bernanung di bawah Ordo Van Vrijmetselaren
atas prakarsa pendeta Ds. Albertus Samuel Carpentier Alting pada tahun 1837 –
1935). Gedung yang berarsitektur kolonial Belanda ini dipergunakan untuk Asrama
Khusus bagi wanita, sebagai usaha pendidikan yang pertama di Hindia Belanda.Pada
tahun 1955, pemerintahan Republik Indonesia melarang kegiatan pemerintah dan
masyarakat Belanda.Bangunan dan pengelolaan usaha pendidikan tersebut kemudian
di alihkan kepada Yayasan Raden Saleh yang masih penerus CAS dan tetap di bawah
gerakan Vijmetselaren Lorge. Berdasarkan keputusan yang di keluarkan penguasaan
tertinggi No. 5 tahun 1962 yang di tanda tangani oleh Presiden Soekarno,
gerakan Vijmetselaren Lorge dilarang dan Yayasan Raden Saleh dibubarkan.
Sekolah-sekolah berserta segala peralatannya diambil alih oleh pemerintah
Republik Indonesia dan diserahkan kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Sejarah berdirinya Galeri Nasional Indonesia merupakan salah satu
wujud upaya pembangunan Wisma Seni Nasional / Pusat Pembangunan Kebudayaan
Nasional yang telah dirintis sejak tahun 60an. Sambil menunggu realisasi Wisma
Seni Nasional, Prof. Dr. Fuad Hasan (waktu menjabat sebagai Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan) memprakarsai renovasi gedung utama tersebut menjadi Gedung
Pameran Seni Rupa Depdikbud, sebagai sarana aktivitas dan apresiasi seni rupa
yang di resmikan pada tahun 1987. Melalui prakasa Ibu Prof. Edi Sedyawati
(waktu itu sebagai Direktur Jendral Kebudayaan) diperjuangkan secara intensif
pendirian Galeri Nasional Indonesia tahun 1995. Akhirnya pada tahun 1998 telah
di setujui melalui surat persetujuan Menko Pengawasan Pembangunan dan
Pendayagunaan Aparatur Negara No. 34/MK.WASPAN/ 1998. Selanjutnya ditetapkan
melalui Kepmendikbud No. 099a/0/1988 dan diresmikan operasionalnya pada tanggal
8 Mei 1999 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Bapak Yuwono Sudharsono.
Struktur awal organisasi GNI (Kepmendikbud No. 099a/0/1988)
mengalami beberapa kali perubahan, terakhir ketika GNI berada dibawah
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, maka SK GNI dirubah menjadi Kepmendikbud
Nomor PM.41/OOT.001/MKP-2006.
Organisasi tata
kerja Galeri Nasional Indonesia saat ini berdasarkan Permendibud Nomor 72 Tahun
2012 merupakan unit pelaksaan teknis dilingkungan Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jendral
Kebudayaan.
Koleksi Galeri
Nasional Indonesia menyimpan, menghimpun dan memamerkan karya seni rupa seperti
lukisan, sketsa, grafis, patung, keramik, fotografi, seni kriya dan seni
instalasi.Saat ini Geleri Nasional Indonesia memiliki sekitar 1785 koleksi
karya seniman Indonesia dan manca negara. Antara lain, Raden Saleh, Hendra
Gunawan, Affandi, S. Sudjojono, Basoeki Abdullah, Barli Sasmitawi Nata, Trubus,
Popo Iskandar, Ahmad Sedali, Nashar, Soedarsono,dan lain-lain.
Aktifitas Galeri Nasional
Indonesia yang ruang lingkupnya yaitu melaksanakan pameran (permanen, temporer,
keliling), melaksanakan preservasi (konservasi, restorasi), akuisisi dan
doukumtasi, seminar, diskusi, workshop, performance art, pemutaran film, atau
video (screening), festival, lomba, dan lain-lain yang berkenan dengan
peningkatan pemahaman, keterampilan dan apresiasi seni rupa. Galeri Nasional
Indonesia juga memberikan pelayanan riset koleksi dan pemanduan untuk pelajar,
mahasiswa dan masyarakat umum. Dalam Galeri Nasional ini terdapat banyak
pameran, salah satunya yaitu Pameran Temporer, adalah kegiatan-kegiatan pameran
seni tematis yang diselanggarakan pada periode-periode tertentu oleh Galeri
Nasional maupun atas kerja sama dengan pihak lain. Banyak pameran penting yang
pernah digelar di Galeri Nasional Indonesia antara lain: CP Open Biennale,
Pameran Seni Rupa Nusantara, Asean New Media Arts Exhibition, OK video, Jakarta
Biennale, Pameran Seni Rupa Indonesia, dll. Serta pameran lain yang menampilkan
karya seniman Indonesia dan mancanegara.
Museum Galeri Nasional ini buka
setiap hari selasa sampai minggu dan jam buka pada pukul 10.00 sampa dengan
pukuk 16.00 WIB.Banyaknya peminat pada Museum Galeri Nasional ini dikarenakan
tidak dikenakan biaya tiket masuk dan parkir.Maka dari itu Galeri Nasional
Indonesia ini selalu ramai dengan pengunjung.Dari kalangan anak muda sampai
orang tua yang membawakeluarganya.
Tanggapandaripengunjungjugasangatpositif,
sayadapatmewawancaraisalahsatupengung yang bernamaBoni, “Tempatnyaenak,
bisabuatfotofotodannambahwawasanjuga.”Ujarnya.
Jadi, siapa bilang bermain ke
museum selalu membosankan? Nggak juga ko. Kamu nggak bakal bosan jika
berkunjung ke Museum Galeri Nasional ini.Galeri Nasional ini menjadi lokasi
favorit bagi instagrammers.Bahkan,
pengunjung yang mayoritas anak muda ini sampai bergaya maksimal untuk
mendapatkan hasil foto yang keren.
Banyak hal yang
menarik di Galeri Nasional ini, meskipun nampak kuno dan tua, justru disitulah
nilai yang paling utama di Galeri Nasional. Museum ini terdiri dari Gedung A,
Gedung B, dan Gedung C. tiap gedung berisi pameran yang menampilkan karya seni yang
antik dan auntentik. Ketiga gedung tersebut dikhususkan untuk memajang karya
seni rupa moderen dan kontemporer.
Museum Galeri
Nasional ini memberikan kesegaran baru di masyarakat dengan menggelar pameran
seni, khusunya koleksi seni rupa.
Selama ini koleksi
di dalam museum jarang diminati masyarakat umum khususnya anak muda, karena
koleksinya kebanyakan adalah benda-benda bersejarah.Rata-sata museum tidak ada
sesuatu yang diperbarui sehingga banyak yang beranggapan ke museum hanya cukup
sekali saja. Tetapi, nampakmya ini menjadi tantangan tersendiri untuk pengelola
museum agar terus memperbarui koleksi mereka dan mengedukasi masyarakat dengan
pentingnya kehadiran museum terhadap sejarah bangsa indonesia. Namun dengan
seiring perkembangan zaman modern ini, museum ternyata juga bisa dijadikan
sebagai wadah para seniman untuk memarkan hasil karya mereka.Untuk bagian
belakang, terdapat dinding lukisan yang di gambar penuh warna. Untuk tempat
disini menjadi tempat favorit untuk para pengunjung untuk berfoto ria. Museum
Galeri Nasional ini juga sering dikunjungi oleh Sekolah Menengah Pertama dan
Sekolah Menengah Atas datang secara rombongan.Untuk masuk ke museum ini kita
hanya perlu menitipkan barang bawaan kita pada tempat penitipan barang. Karena
jika kita ingin masuk ke dalam dan melihat-lihat kita tidak diwajibkan membawa
tas maupun ransel.
Biasanya jika kita
ingin masuk kedalam, kita akan diberi denah lokasi dari Museum Galeri Nasional
ini, dan menurut saya petugas di Museum Galeri Nasional ini ramah-ramah. Jadi
bisa ketagihan untuk datang ke Museum Galeri Nasional ini.
Mohon untuk tiak
menyentuh lukisan yang ada di dalam pameran, karena kita akan di awasi oleh
petugas disana, dan juga akan ada pembatas untuk jarak pengunjung dan
lukisannya. Untuk kalian yang mulai penasaran, bisa langsung datang ke Museum
Galeri Nasional ini, yang bertepatan didepan Stasiun Gambir, atau yang habis
dari luar kota yang naik kereta bisa mampir terlebih dahulu ke Museum Galeri
Nasional ini.
Arinda Ayu Dwi Pitaloka