Komunitas Vespa Klasik

Vespa bisa dibilang merupakan generasi skuter pertama dengan penggerak langsung. Jadi, putaran dari mesin langsung ditransfer ke roda belakang melalui gigi reduksi. Vespa mempunyai komunitas fanatik terbesar di Indonesia. Para pemakai motor ini adalah orang yang memang benar–benar fanatik. Harga motor vespa tergantung dari kondisi dan kelengkapannya, ada yang seharga ratusan ribu saja dan ada juga yang seharga sampai puluhan juta. Hampir tiap kota mempunyai komunitas motor vespa, dan komunitas vespa bisa dibilang komunitas yang paling solid. Vespa–vespa klasik keluaran diatas tahun 1950 saat ini sudah mulai langka dan hanya orang tertentu saja yang masih mempunyainya. Vespa keluaran tahun tersebut sudah termasuk vespa antik sehingga harganyapun sudah naik berlipat–lipat. Itupun kalau ada, saat ini mencari vespa antik tersebut sudah sangat susah. Modifikasi pada motor jenis inipun banyak dilakukan oleh para pemiliknya. Ingin modifikasi di mesin atau hanya ditampilan saat ini sudah banyak variasi yang dibuat khusus untuk motor vespa. Mulai dari jok pengendara sampai pada lampu dan lis ban banyak tersedia dipasaran. Modifikasi vespa pada mesin bisa dilihat pada vespa 4 tak yang sebelumnya bermesin 2 tak. Modifikasi ini tergolong frontal karena merubah sistem kerja mesin, tidak semua bengkel vespa mampu  mengerjakannya. Semuanya membutuhkan kreasi dan imajinasi dari pemiliknya, yang  jelas modifikasi vespa sangat banyak acuan modifikasinya, tinggal menyesuaikan dengan selera pemiliknya. Modifikasi balap saat ini juga banyak dilakukan oleh para maniak vespa, bahkan mereka rutin menggelar balapan vespa pada acara resmi sesama komunitas pecinta vespa.




Jika ingin tampilan vespa retro, kita bisa mengaplikasi variasi retro vespa. Seperti pemasangan lis pada ban dan juga pemasangan lampu model kuno sehingga vespa terlihat retro. Meskipun saat ini banyak motor baru dengan teknologi baru sudah banyak bermunculan, tapi vespa akan tetap abadi karena memang  motor ini sudah mempunyai komunitas fanatiknya sendiri. Para pengguna vespa baik yang tergabung dalam komunitas ataupun non komunitas memiliki rasa solidaritas yang tinggi. Hal ini terbukti dengan seringnya mereka menolong sesama pengguna vespa di jalan, seringnya mereka berkumpul, menolong sesama pengguna vespa yang mendapat musibah meskipun belum mengenalnya, sikap mereka saat menyapa pengguna vespa lain. Kebersamaan dan interaksi yang baik diantara vespa membuat terjalinnya hubungan baik diantara satu sama lain. Tanpa harus diminta bahkan dipaksa komunitas vespa maupun pencinta vespa telah terbiasa dengan solidaritas. Rasa solidaritas tersebut telah muncul dari setiap individu masing-masing, walaupun tidak semua terikat kedalam satu komunitas yang sama. Semua bentuk solidaritas komunitas vespa maupun non komunitas di Jakarta tersebut di latarbelakangi beberapa faktor baik intern yaitu rasa senang dan cinta pengguna vespa terhadap vespa itu sendiri.

Ataupun faktor ekstern yaitu adanya slogan dan motto dari pengguna vespa yang memotivasi rasa persaudaraan di antara mereka. Semua bentuk solidaritas komunitas vespa maupun  non komunitas di Jakarta tersebut di latarbelakangi beberapa faktor baik intern maupun ekstern. Faktor intern yaitu rasa senang dan cinta pengguna vespa terhadap vespa itu sendiri. Perasaan senang dan cinta pengguna vespa terhadap vespanya dapat terlihat pada cara mereka merawat vespanya. Meskipun sudah berumur puluhan tahun, namun vespa tetap dijaga dan dirawat. Banyak diantara mereka yang memodifikasi vespa mereka menjadi lebih bagus dan indah. Ada pula yang memodifikasi vespa mereka menjadi vespa gembel dengan di modif panjang dan diberi aksessoris seperti barang rongsokan, tempat duduk di samping, diberi hiasan pohon kering, dan sebagainya sehingga membuat vespa tersebut terlihat kumuh dan kotor terkesan “gembel”. Kecintaan mereka terhadap vespa juga ditunjukan dengan menggunakan vespa kemana pun Ia pergi walaupun sering bermasalah di jalan dan menghabiskan banyak biaya untuk merawatnya, mereka masih saja menggunakan vespa tersebut. Mereka terlihat bangga memiliki vespa sehingga muncul semboyan unik seperti, “jangan ngaku kaya kalau belum punya vespa”. Disisi lain, faktor intern yang melatarbelakangi rasa solidaritas diantara sesama pengguna vespa adalah kesadaran mereka sebagai makhluk sosial, komunitas vespa mengakui keberadaannya sebagai mahkluk yang terlahir hidup dengan bantuan orang lain dan tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. oleh karena itu mereka menjunjung tinggi rasa saling menghormati dan tolong menolong khususnya diantara sesama pengguna vespa. Dalam hal ini, rasa solidaritas antara pengguna vespa semakin terpupuk dengan adanya kesamaan dalam mengendarai vespa. Mereka sama-sama mengetahui bagaimana suka dukanya memiliki vespa sehingga jika melihat pengguna vespa lain yang mengalami kesulitan maka mereka secara spontan akan terpanggil untuk menolongnya.

Adapun faktor ekstern yaitu adanya slogan dan motto dari pengguna vespa yang memotivasi rasa persaudaraan di antara mereka. Motto dan slogan tersebut antara lain:


  • Adanya slogan “semua vespa itu bersaudara”.

Maksudnya semua pengguna vespa dimana pun berada adalah saudara, entah berasal dari keluarga kaya atau miskin, berasal dari daerah mana pun dari sabang sampai merauke, tanpa memandang perbedaan usia, jenis kelamin, warna kulit, penampilan, pendidikan, bahasa, ras, suku, dan sebagainya, asalkan memiliki vespa maka dianggap sebagai saudara. Dengan dianggap sebagai saudara, sehingga jika saudara mengalami kesulitan, maka yang lainya akan membantu. Dengan berlandaskan itulah semua pengguna vespa merasa aman menggunakan vespanya yang sudah tua kemana pun pergi. Berikut bukti adanya rasa solidaritas dalam komunitas vespa, surat tersebut menunjukan tingginya rasa solidaritas.



  • Mereka memiliki sebuah motto yaitu “nanem”

Maksudnya mereka percaya bahwa segala perbuatan yang mereka lakukan sekarang akan dibalas dikemudian hari. Oleh karena itu, dimana pun mereka berada, mereka selalu menerapkan prinsip tersebut. Mereka juga percaya bahwa jika mereka menolong orang lain, maka suatu saat nanti mereka pasti akan ditolong juga ketika mendapatkan kesulitan. Narasumber yang bernama Topa menceritakan bahwa Ia pernah menolong pengguna vespa asal banyuwangi di jalan saat vespanya mogok. Ia tidak mengenal orang itu sebelumnya, namun Ia tetap menolong hingga vespanya dapat digunakan kembali. Tanpa disangka, suatu hari ketika Topa melakukan touring ke Banyuwangi, dia bertemu dengan orang yang pernah ditolongnya dulu dan membantu Topa memberi tempat untuk menginap dan ‘dijamu’ selama berada di Banyuwangi. Itu adalah salah satu pengalaman yang beliau miliki.



  • Jargon “Satu jalan satu tujuan satu kata bersatu tanpa ada perbedaan”.

Semua pengguna vespa di manapun berada adalah sama, sehingga diantara sesama pengguna vespa baik dari aliran gembel, klasik, dan lain sebagainya akan diperlakukan sama tanpa ada diskriminasi. Hal tersebut terlihat ketika suatu komunitas mengadakan hajatan, semua pengguna vespa di seluruh Indonesia diundang tanpa ada kecuali. Pada saat berangkat ke tempat hajatan pun mereka bersama-sama, tidak memilih-milih teman. Dalam perjalanan, mereka tidak segan untuk berbagi makanan, minuman, oli, dan keperluan lain yang bisa digunakan bersama. Saat mereka melakukan perjalanan (touring), mereka memiliki satu jalan, satu tujuan, satu kata, dan mereka pun bersatu tanpa ada perbedaan dan diskriminasi di dalamnya.
  

Aldo febrio hariegi
1571501780


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel